pagi ini aku terbangun pukul 9 pagi.
itupun setelah ayahku masuk ke kamar dan mengetuk lemari pakaianku sambil berkata, "bangun! bangun! saur! saur!".
ini adalah hari terpagi bagiku, karena entah mengapa setiap libur (seperti hari ini dan 20 hari ke depan) aku selalu bangun pukul 10. seperti sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi bagiku karena akupun tidak tahu mengapa mataku tiba2 terbuka ketika sudah tepat pukul 10. terlebih ketika kamarku telah di re-position, tambah pulas saja tidurku. hehe.
FYI : beberapa hari lalu aku dan keluargaku kerja bakti menata kamar 'baru' ku. lemari besar, tempat tidur laci, dan lemari buku semua dirombak posisinya. tempat tidur itu sekarang sudah hilang, tinggal 'laci' nya saja. dan cat kamarku juga berubah, yang tadinya satu sudut kamar berwarna hijau, sekarang sudah menjadi abu-abu dan hitam. jadi ramai warnanya sekarang! hihi. satu sudut berwarna merah-kuning-biru, sudut lain berwarna-warni dengan coretan2 bergambar tokoh2 disney, dan sudut lain warna baru favoritku tadi. abu-abu dan hitam.
kembali pada topik utama kita.
akibat kaget dibangunin bokap, akhirnya kepala ku sedikit pusing. tidak langsung bangun, akupun hanya membuka mata dan (hihi) langsung menutup tubuhku lagi dengan selimut. sesekali aku mengintip dari balik selimut, ternyata ayahku masih berdiri di posisinya.
ayah lalu bilang, "banguuunn taa! uda siang! gak malu sama ayam?".
sambil mengantuk aku menyaut, "huuuhh ayaaaaahh! bentaran deh! dingiiiiinn!".
ayah lalu enyah dari kamarku. dalam hitungan detik tiba2 ibu ku datang. tanpa berbicara banyak, ibu langsung membuka jendela kamar dan menyalakan tv di kamarku. ibu lalu duduk di tempat tidur dan mengelus kepalaku, "taa! bangun! uda siang. tuh di belakang ibu buat jus alpukat".
ibu memang senang sekali membuat jus, tiap pagi dan sore ibu pasti membuat jus tomat untuk kami. tidak pernah absen seharipun!
'jus alpukat' ?? mendengar itu aku langsung bangun. itu adalah jus kesukaanku. karena ibu hanya membuat 1 gelas, aku langsung ke dapur mengambil jus itu karena kalau tidak cepat, kakaku akan segera meminumnya. kakaku seperti omnivora, apapun makanan yang menganggur, tanpa peduli milik siapa, ia pasti langsung melahapnya! dasar omni !huh.
ada segelas besar jus alpukat! waaaaaw! aku langsung mandi-berpakaian-dan sambil online membuka e-mail, aku meminum jus! nikmatnya duniaaaa! hihi.
ibu tiba2 datang, ia bilang, "abis ini diminum ya jus tomatnya!". uuhh, mau sihh, tapi aku baru saja minum jus alpukat ukuran besar, aku juga baru saja menyantap nasi goreng sepiring besar ditambah ayam bumbu, masa masih harus diisi jus tomat?
"nanti aja yaa buuu, kembuuung!"
"yaudah nanti, tapi 10 menit lagi yaa!"
aaahh. entah aku harus apa, memaksa meminum jus tomat kedalam tenggorokan dan mengalirkannya ke perutku hingga akhirnya aku seperti ular yang baru saja makan siang yang tidak dapat menggerakkan tubuhnya, ataukah aku membiarkan jus itu di dalam kulkas sampai nanti sore hingga tiba saatnya nanti aku harus meminumnya berbarengan dengan menu-ku yang lain? apa bedanya dengan sekarang? toh sama2 akan kembung.
tapi mengapa berat badanku hanya naik se-ons setelah memakan banyak menu itu y?
Kamis, 05 Maret 2009
batu? bukan. agar2? bukan.
Saya adalah seseorang yang suka sekali memperhatikan orang lain. Saya suka mencermati tingkah laku seseorang, mulai dari caranya berbicara, menatap sesuatu, hingga bagaimana ia menjawab suatu argumen.
Saya sangat ingin tahu makna dari : mengapa seseorang mengaduk-aduk sedotan dalam minumannya ketika sedang diajak berbicara? Mengapa seseorang menggoyang-goyangkan tubuhnya ketika sedang berdiri, dan mengapa seseorang menunduk ketika berjalan. Sampai kepada hal-hal kecil yang jarang terdeteksi seperti gerakan mata dan bibir seseorang ketika sedang melamun. Saya suka mencermati itu.
Hobi saya ini kemudian saya tindak lanjuti, saya menemukan sifat2 ’terselubung manusia’ itu dari sebuah majalah. Saya suka sekali membaca apa yang tertulis disana.
Saya tidak tahu apa yang saya lakukan, tapi saya suka melakukan ini.
Lama-lama saya menjadi terbiasa, dan ini bagus, karena saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan orang2 di sekitar saya. That’s great, rite?
Beberapa waktu lalu, saya mencermati seseorang.
Ia adalah seseorang yang punya keinginan tinggi mencapai sesuatu, terkadang ia menjadi sosok yang ambisius, tapi terkadang ia menjadi sosok yang hopeless. Seperti tidak memiliki harapan. Sosoknya yang keras, dibarengi dengan egonya yang tinggi adalah bagus untuk mencapai tujuannya. Tapi ia butuh dukungan besar untuk mencapai itu semua. ia moody, sifat keras dominan dalam dirinya. Watak dan hatinya keras bagai batu, rasa sayangnya terhadap sesuatupun ditunjukan dengan caranya yang tidak biasa.
Bisa kalian bayangkan seperti apa orang ini? Saya kelimpungan melihatnya.
Beberapa waktu lalu, ia menghampiri saya dan mengatakan bahwa ia ingin mencapai sesuatu, lalu saya bertanya, ”yakin?”
Dia : yakin. Saya cukup handal mengatasi ini
Saya : ok. Buktikan dengan caramu sendiri!
Dia : ok. Saya hanya butuh dukunganmu
Saya senang dengan hal ini, karena saya akan melihat seseorang dengan ego dan emosi yang tinggi akan membuktikan sesuatu. Saya segera mencermati, dan untuk kali ini, saya lebih cermat dan lebih berkonsentrasi. Saya hanya bergumam, ’ayoo! Mana buktinyaa?’.
Suatu hari, ia menghampiri saya, kami berhadapan ketika itu. Lalu ia dengan mudah mengatakan :
”saya menyerah. Saya tidak punya cukup uang untuk mengatasi ini. Kendaraan saya masuk bengkel sehingga saya tidak memiliki fasilitas untuk bepergian. Saya rasa ini bukan bidang saya, saya mundur!”
Saya tercengang dibuatnya, saya terkejut dengan yang dikatakannya. Sosok yang berdiri di hadapan saya ketika itu adalah seorang pria berbadan besar, wajah yang lumayan, dan orang yang mengumbar janjinya untuk meraih sesuatu dengan seolah-olah bumipun bisa digenggamnya. Tapi?
Ketika itu, banyak kalimat yang ingin saya katakan dari mulut saya, namun kalimat itu seolah-olah berebut ingin keluar, hinga akhirnya, speechless!
Saya lalu menenangkan diri saya. Menenangkan melihat (lagi2) ada seorang pecundang bermulut besar dihadapan saya. Tidak habis pikir. Ketika sudah mulai tenang, saya mulai berbicara, ”gampang sekali kamu menyerah?! kamu pecundang!”. ia lalu berdiri dan ingin pergi. Entah, apakah kalimat saya salah? Saya sangat membenci pria yang gampang menyerah. Itu sangat menyebalkan!
Lalu saya katakan lagi, ” dengan kekurangan yang ada seharusnya kamu bisa lebih kreatif, gunakan yang ada untuk mencapai sesuatu yang kamu inginkan! Percuma saja saya mendukung kamu kalau yang didukung ternyata tidak sekuat yang mendukung!”
Ia lalu menatap saya, dan bilang, ”saya akan buktikan! Kamu lihat saja”
Dengan enteng saya menjawab, ”ya ya! Oke oke!”
-karena saya tahu, jawabannya itu hanya bagian dari emosinya saja. dan itu tidak membuktikan apa2-
Saya sangat ingin tahu makna dari : mengapa seseorang mengaduk-aduk sedotan dalam minumannya ketika sedang diajak berbicara? Mengapa seseorang menggoyang-goyangkan tubuhnya ketika sedang berdiri, dan mengapa seseorang menunduk ketika berjalan. Sampai kepada hal-hal kecil yang jarang terdeteksi seperti gerakan mata dan bibir seseorang ketika sedang melamun. Saya suka mencermati itu.
Hobi saya ini kemudian saya tindak lanjuti, saya menemukan sifat2 ’terselubung manusia’ itu dari sebuah majalah. Saya suka sekali membaca apa yang tertulis disana.
Saya tidak tahu apa yang saya lakukan, tapi saya suka melakukan ini.
Lama-lama saya menjadi terbiasa, dan ini bagus, karena saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan orang2 di sekitar saya. That’s great, rite?
Beberapa waktu lalu, saya mencermati seseorang.
Ia adalah seseorang yang punya keinginan tinggi mencapai sesuatu, terkadang ia menjadi sosok yang ambisius, tapi terkadang ia menjadi sosok yang hopeless. Seperti tidak memiliki harapan. Sosoknya yang keras, dibarengi dengan egonya yang tinggi adalah bagus untuk mencapai tujuannya. Tapi ia butuh dukungan besar untuk mencapai itu semua. ia moody, sifat keras dominan dalam dirinya. Watak dan hatinya keras bagai batu, rasa sayangnya terhadap sesuatupun ditunjukan dengan caranya yang tidak biasa.
Bisa kalian bayangkan seperti apa orang ini? Saya kelimpungan melihatnya.
Beberapa waktu lalu, ia menghampiri saya dan mengatakan bahwa ia ingin mencapai sesuatu, lalu saya bertanya, ”yakin?”
Dia : yakin. Saya cukup handal mengatasi ini
Saya : ok. Buktikan dengan caramu sendiri!
Dia : ok. Saya hanya butuh dukunganmu
Saya senang dengan hal ini, karena saya akan melihat seseorang dengan ego dan emosi yang tinggi akan membuktikan sesuatu. Saya segera mencermati, dan untuk kali ini, saya lebih cermat dan lebih berkonsentrasi. Saya hanya bergumam, ’ayoo! Mana buktinyaa?’.
Suatu hari, ia menghampiri saya, kami berhadapan ketika itu. Lalu ia dengan mudah mengatakan :
”saya menyerah. Saya tidak punya cukup uang untuk mengatasi ini. Kendaraan saya masuk bengkel sehingga saya tidak memiliki fasilitas untuk bepergian. Saya rasa ini bukan bidang saya, saya mundur!”
Saya tercengang dibuatnya, saya terkejut dengan yang dikatakannya. Sosok yang berdiri di hadapan saya ketika itu adalah seorang pria berbadan besar, wajah yang lumayan, dan orang yang mengumbar janjinya untuk meraih sesuatu dengan seolah-olah bumipun bisa digenggamnya. Tapi?
Ketika itu, banyak kalimat yang ingin saya katakan dari mulut saya, namun kalimat itu seolah-olah berebut ingin keluar, hinga akhirnya, speechless!
Saya lalu menenangkan diri saya. Menenangkan melihat (lagi2) ada seorang pecundang bermulut besar dihadapan saya. Tidak habis pikir. Ketika sudah mulai tenang, saya mulai berbicara, ”gampang sekali kamu menyerah?! kamu pecundang!”. ia lalu berdiri dan ingin pergi. Entah, apakah kalimat saya salah? Saya sangat membenci pria yang gampang menyerah. Itu sangat menyebalkan!
Lalu saya katakan lagi, ” dengan kekurangan yang ada seharusnya kamu bisa lebih kreatif, gunakan yang ada untuk mencapai sesuatu yang kamu inginkan! Percuma saja saya mendukung kamu kalau yang didukung ternyata tidak sekuat yang mendukung!”
Ia lalu menatap saya, dan bilang, ”saya akan buktikan! Kamu lihat saja”
Dengan enteng saya menjawab, ”ya ya! Oke oke!”
-karena saya tahu, jawabannya itu hanya bagian dari emosinya saja. dan itu tidak membuktikan apa2-
tugas vs pacar
sekitar jam 7 malam, saya dan adik saya -dian- membuat perjanjian.
siapa yang paling cepat menyelesaikan buku bacaan yang tebalnya 150 halaman dalam waktu semalam akan diberi hadiah oleh yang menang.
adik saya meminta hadiah pulsa telpon, kalau ia menang, seharga 10 ribu rupiah.
dan saya, hanya meminta sebungkus richees, seharga seribu rupiah.
hal ini saya lakukan karena saya terlalu gemas dengan tugas sekolah adik saya yang menurut saya terlalu rumit untuknya. gurunya memberi tugas meresensi novel dalam waktu beberapa hari. kalau novelnya teenlit sih tidak apa2, tapi ini? novel tahun 20-an! mencari novelnya saja sudah memakan waktu, belum lagi bentuk kalimat yang disajikan, sangat-amat-tidak menarik! tentu saja hal itu akan sangat membuat adik saya tidak bersemangat mengerjakan tugas. terlebih ia tidak suka membaca.
makanya, saya berniat mengadakan 'taruhan' sederhana, agar ia bersemangat.
baru beberapa menit kami berkonsentrasi. tiba2 dian mendapat sms.
saya : dari siapa yan?
dian : adaa deh! *kalau sudah pegang hp, lupa segalanya*
saya : jadi taruhan gak nih? sms mulu!
dian : jadi dong ka! tunggu bentar! doni sms.
*doni adalah seseorang yang ia sebut pacar, tapi saya hanya menganggapnya sebagai teman bagi adik saya. karena mereka belum pantas berpacaran-menurut saya-*
saya masih setia dengan buku 'bila fenomena jurnalisme direfleksikan' yang bru saja saya beli. tapi dian?
saya : yaaan! kalo masih sms, sini hpnya! *saya merasa doni mulai mengganggu waktu adik saya*
dian : bentar2 ka! *sambil terus berkonsentrasi pada hpnya*
baru saja ia ingin menaruh hpnya, tiba2 hp nya berdering.
dian : yah ka! dia nelpon !
saya : sini hp nya! kaka mau ngomong!
dian : mau ngapain? gak ah kaa! malu!
saya : udah mana sini?! kaka mau kenalan! lagian kamu, bukannya belajar!
tapi saya gagal meraih hpnya, adik saya keburu kabur ke kamar kaka saya. dia bersembunyi disana. sambil menelpon dengan suara yang sengaja dipelankan.
saya berniat mengusiknya, agar ia berhenti menelpon dan meneruskan belajar, sebab kalau tidak dipaksa ia tidak akan mulai belajar lagi. apalagi kalau sudah pegang hp.
tapi ia malah berlari keluar, duduk di teras rumah, sambil bermain di kolam ikan ia teruskan lagi percakapan dengan 'pacarnya'.
karena kamar kami terlalu berantakan dengan buku2 yang hanya ia sebar namun sama sekali tidak disentuhnya, saya lalu berteriak :
'diaaaaaaann!! belajaaaaaarrr!'
adik saya tidak menyahut sama sekali, ia justru tertawa terbahak-bahak karena percakapannya ditelpon.
saya lalu menyalakan komputer karena ingin mencari data yang akan saya kirim kepada seorang kawan. saya tidak sadar sudah berapa lama saya duduk di tempat ini, namun ketika saya melihat jam tangan hitam di tangan kiri saya, tertulis : 23.00.
saya berjalan ke kamar karena ingin memastikan adik saya masih membaca atau tidak.
ternyata ia sudah tidur, lalu saya berbisik kepadanya,
saya : yaann, tadi dilanjutin gak bacanya? kan besok deadline!
dian : ngantuuuuk! kaka aja yah yang terusin!
saya : PALA LU !
sia2 taruhan kami.
siapa yang paling cepat menyelesaikan buku bacaan yang tebalnya 150 halaman dalam waktu semalam akan diberi hadiah oleh yang menang.
adik saya meminta hadiah pulsa telpon, kalau ia menang, seharga 10 ribu rupiah.
dan saya, hanya meminta sebungkus richees, seharga seribu rupiah.
hal ini saya lakukan karena saya terlalu gemas dengan tugas sekolah adik saya yang menurut saya terlalu rumit untuknya. gurunya memberi tugas meresensi novel dalam waktu beberapa hari. kalau novelnya teenlit sih tidak apa2, tapi ini? novel tahun 20-an! mencari novelnya saja sudah memakan waktu, belum lagi bentuk kalimat yang disajikan, sangat-amat-tidak menarik! tentu saja hal itu akan sangat membuat adik saya tidak bersemangat mengerjakan tugas. terlebih ia tidak suka membaca.
makanya, saya berniat mengadakan 'taruhan' sederhana, agar ia bersemangat.
baru beberapa menit kami berkonsentrasi. tiba2 dian mendapat sms.
saya : dari siapa yan?
dian : adaa deh! *kalau sudah pegang hp, lupa segalanya*
saya : jadi taruhan gak nih? sms mulu!
dian : jadi dong ka! tunggu bentar! doni sms.
*doni adalah seseorang yang ia sebut pacar, tapi saya hanya menganggapnya sebagai teman bagi adik saya. karena mereka belum pantas berpacaran-menurut saya-*
saya masih setia dengan buku 'bila fenomena jurnalisme direfleksikan' yang bru saja saya beli. tapi dian?
saya : yaaan! kalo masih sms, sini hpnya! *saya merasa doni mulai mengganggu waktu adik saya*
dian : bentar2 ka! *sambil terus berkonsentrasi pada hpnya*
baru saja ia ingin menaruh hpnya, tiba2 hp nya berdering.
dian : yah ka! dia nelpon !
saya : sini hp nya! kaka mau ngomong!
dian : mau ngapain? gak ah kaa! malu!
saya : udah mana sini?! kaka mau kenalan! lagian kamu, bukannya belajar!
tapi saya gagal meraih hpnya, adik saya keburu kabur ke kamar kaka saya. dia bersembunyi disana. sambil menelpon dengan suara yang sengaja dipelankan.
saya berniat mengusiknya, agar ia berhenti menelpon dan meneruskan belajar, sebab kalau tidak dipaksa ia tidak akan mulai belajar lagi. apalagi kalau sudah pegang hp.
tapi ia malah berlari keluar, duduk di teras rumah, sambil bermain di kolam ikan ia teruskan lagi percakapan dengan 'pacarnya'.
karena kamar kami terlalu berantakan dengan buku2 yang hanya ia sebar namun sama sekali tidak disentuhnya, saya lalu berteriak :
'diaaaaaaann!! belajaaaaaarrr!'
adik saya tidak menyahut sama sekali, ia justru tertawa terbahak-bahak karena percakapannya ditelpon.
saya lalu menyalakan komputer karena ingin mencari data yang akan saya kirim kepada seorang kawan. saya tidak sadar sudah berapa lama saya duduk di tempat ini, namun ketika saya melihat jam tangan hitam di tangan kiri saya, tertulis : 23.00.
saya berjalan ke kamar karena ingin memastikan adik saya masih membaca atau tidak.
ternyata ia sudah tidur, lalu saya berbisik kepadanya,
saya : yaann, tadi dilanjutin gak bacanya? kan besok deadline!
dian : ngantuuuuk! kaka aja yah yang terusin!
saya : PALA LU !
sia2 taruhan kami.
Selasa, 17 Februari 2009
tipu daya bokap. sukses abis!
Kadang kita harus sedikit berbohong kepada seorang anak kecil agar ia dapat segera berhenti dari tangisan melengkingnya. Kadang kita juga harus berbohong kepada teman agar ia tidak menelpon karena kita sedang tidak ingin diganggu. Bahkan kita harus terpaksa berbohong kepada orangtua agar dapat memenuhi uang jajan untuk besok, karena jatah besok telah terpakai di hari ini. Keadaan itu yang banyak dialami sebagian dari kita. Setuju?
Beberapa waktu lalu, ketika saya sedang merapihkan kamar saya, menata kembali posisi tempat tidur, radio, tv, lemari buku, dan tumpukan-tumpukan pakaian di dalam lemari, tiba-tiba saya menemukan foto kecil saya bersama ayah. Dalam foto itu sepertinya kami sedang berada di taman safari, aku dan ayah sedang berada diatas punggung gajah yang (serius) besar sekali. Wajah saya terlihat ketakutan, sedang ayah.. tersenyum sambil melambaikan tangannya. Seketika saya seperti terbawa ke masa saya yang dulu, saat naik gajah. Agak lupa, namun beberapa hal saya ingat. Ayah saya bilang, ”gajah itu baik”, tapi kenyataannya ayah tidak dapat membuktikan pada saya kalau gajah itu baik, justru pada saat itu saya selalu ketakutan melihat monster besar itu. Yahh, dulu saya menganggap gajah dalah sebuah monster.
Saking takutnya pada binatang, akhirnya ayah membelikan saya boneka. Pada saat itu tokoh boneka yang paling terkenal adalah suzan. Saya memiliki beberapa boneka suzan, saya selalu bermain dengan boneka itu, akibat terlalu sayangnya dengan suzan, saya meminta ayah untuk membelikannya lagi-lagi-dan lagi. Hingga pada suatu ketika, saya tahu bahwa ayah tidak mungkin membelikan saya suzan lagi, karena jumlahnya sudah terlalu banyak. Akhirnya di suatu siang, ayah bilang, ”taa, ada kabar buruk!”.
Aku yang terlalu polos, menjawab saja apa yang ayah bilang, ”kenapa ayahh?”.
Dan bokap dengan wajah yang sangat serius perlahan-lahan bilang, ”suzan meninggal kemaren!”.
WHATTTS???
Tiba-tiba saya langsung menjerit dan menangis sejadi-jadinya! Dan saya langsung bilang ke ayah saya, ”kenapa suzan meninggal?? Ayoo jenguuuuukk!”.
Aduuuuhhh.. ampunnn.. ampuuunn!
Kalau saja waktu bisa diulang, dengan kecerdasan orang dewasa seperti sekarang ini, ketika ayah saya berkata bahwa suzan telah meninggal, saya akan menjawab dengan lebih bijaksana, ”biarkanlaah. Semoga ia tenang disana!”. hahah! Pasti wajah ayah saya akan terlihat bingung dan aneh! Anak diusia 5 tahun bisa berkata demikian?! Hahah.
Kalau saya mengingat hal itu, rasanya ingin tertawa saja.
Bodohnya, beberapa tahun kemudian, tepatnya saat usia saya 7 tahun, saya ditipu lagi oleh ayah. Memang, saya terlalu menelan mentah apa yang dikatakan oleh orangtua saya, mungkin ini juga karena faktor usia saya yang masih terlalu muda, jadi saya belum bisa mengolah kalimat benar/salah, rasional/irasional, fakta/fiktif..
Waktu itu ayah saya bilang, ”miki mos sama teletabis meninggal taa. Sebelum meninggal mereka bilang, ’jangan beli boneka saya lagi’, jadi kita gak boleh beli boneka-boneka lagi taa!”. saya percaya saja. Padahal faktanya adalah ayah tidak mau membelikan saya boneka lagi karena saya bertambah dewasa. ye elaaaaahhh! bilang aja 'jangan beli boneka lagi ya naakk!'. ngibul mulu dahh!
ayaaaahhh! Kenapa oohh kenapaaa caranya bginiiihhh? Huh!
Beberapa waktu lalu, ketika saya sedang merapihkan kamar saya, menata kembali posisi tempat tidur, radio, tv, lemari buku, dan tumpukan-tumpukan pakaian di dalam lemari, tiba-tiba saya menemukan foto kecil saya bersama ayah. Dalam foto itu sepertinya kami sedang berada di taman safari, aku dan ayah sedang berada diatas punggung gajah yang (serius) besar sekali. Wajah saya terlihat ketakutan, sedang ayah.. tersenyum sambil melambaikan tangannya. Seketika saya seperti terbawa ke masa saya yang dulu, saat naik gajah. Agak lupa, namun beberapa hal saya ingat. Ayah saya bilang, ”gajah itu baik”, tapi kenyataannya ayah tidak dapat membuktikan pada saya kalau gajah itu baik, justru pada saat itu saya selalu ketakutan melihat monster besar itu. Yahh, dulu saya menganggap gajah dalah sebuah monster.
Saking takutnya pada binatang, akhirnya ayah membelikan saya boneka. Pada saat itu tokoh boneka yang paling terkenal adalah suzan. Saya memiliki beberapa boneka suzan, saya selalu bermain dengan boneka itu, akibat terlalu sayangnya dengan suzan, saya meminta ayah untuk membelikannya lagi-lagi-dan lagi. Hingga pada suatu ketika, saya tahu bahwa ayah tidak mungkin membelikan saya suzan lagi, karena jumlahnya sudah terlalu banyak. Akhirnya di suatu siang, ayah bilang, ”taa, ada kabar buruk!”.
Aku yang terlalu polos, menjawab saja apa yang ayah bilang, ”kenapa ayahh?”.
Dan bokap dengan wajah yang sangat serius perlahan-lahan bilang, ”suzan meninggal kemaren!”.
WHATTTS???
Tiba-tiba saya langsung menjerit dan menangis sejadi-jadinya! Dan saya langsung bilang ke ayah saya, ”kenapa suzan meninggal?? Ayoo jenguuuuukk!”.
Aduuuuhhh.. ampunnn.. ampuuunn!
Kalau saja waktu bisa diulang, dengan kecerdasan orang dewasa seperti sekarang ini, ketika ayah saya berkata bahwa suzan telah meninggal, saya akan menjawab dengan lebih bijaksana, ”biarkanlaah. Semoga ia tenang disana!”. hahah! Pasti wajah ayah saya akan terlihat bingung dan aneh! Anak diusia 5 tahun bisa berkata demikian?! Hahah.
Kalau saya mengingat hal itu, rasanya ingin tertawa saja.
Bodohnya, beberapa tahun kemudian, tepatnya saat usia saya 7 tahun, saya ditipu lagi oleh ayah. Memang, saya terlalu menelan mentah apa yang dikatakan oleh orangtua saya, mungkin ini juga karena faktor usia saya yang masih terlalu muda, jadi saya belum bisa mengolah kalimat benar/salah, rasional/irasional, fakta/fiktif..
Waktu itu ayah saya bilang, ”miki mos sama teletabis meninggal taa. Sebelum meninggal mereka bilang, ’jangan beli boneka saya lagi’, jadi kita gak boleh beli boneka-boneka lagi taa!”. saya percaya saja. Padahal faktanya adalah ayah tidak mau membelikan saya boneka lagi karena saya bertambah dewasa. ye elaaaaahhh! bilang aja 'jangan beli boneka lagi ya naakk!'. ngibul mulu dahh!
ayaaaahhh! Kenapa oohh kenapaaa caranya bginiiihhh? Huh!
Senin, 16 Februari 2009
kamarku, jiwaku..
Waktu aku masuk ruangan itu.. ruangan yang cukup luas di sebuah rumah sederhana,
Aku melihat banyak poster tertempel di dinding, dindingnya kotor, penuh debu dan sarang laba-laba. Warnanya kuning kecoklatan dan sudah mulai rapuh dan mengelotok. Tapi di sisi yang lain, temboknya berlatar putih namun tidak bersih. Banyak coretan grafitty disana, tulisan-tulisan yang mengkritik, harapan akan kebebasan HAM, perjuangan untuk membebaskan diri dari kekejaman dunia, dan masih banyak lagi. Tulisan-tulisan itu disertai dengan gambar-gambar yang sulit ku baca dan ku maknai, yah, namanya juga grafitty! Sekilas kulihat ruangan itu seperti tempat syuting film underground, berantakan namun ada ’sesuatu’ disana..
Aku juga melihat ada beberapa gitar tergeletak di sudut ruangan, senarnya hilang satu, hingga bunyinya pun tak seindah apabila senar itu lengkap 6.
Di sebelah kanan ada lemari tempat menaruh pajangan. Dari pajangan itu aku tahu, pemilik ruangan ini pasti seorang yang berjiwa seni dan kreatif. Disana ada beberapa piala, piagam perhargaan, dan medali. Tempat tidur yang biasanya rapi dan wangi, sekarang lusuh dan acak-acakan, baju-baju dan celana-celana hampir memenuhi tempat tidur itu.
Tiba-tiba mataku menatap sebuah tulisan asal-asalan di dinding, tulisan dengan spidol biru itu berkata seperti ini :
Oohh, air mata cinta.. yang membanjiri segalanya,
hingga tak ada sesuatu apapun yang bisa dilihat mata,
yang tak tenggelam,
tak ada sudut, yang bisa diambil dunia.
Yang cintanya ada di mataku,
Tak dapat membuatnya menjadi sebuah simbol cinta.
Bahkan bentuk indah tangannya,
Saat ku memandanginya..
Melarutkan ku ke dalam air,
Dan akupun hanyut.....
Ke dalam banjir cinta.
Lalu aku membaca lagi tulisan yang lain.
Lidahku kelu,
Bibirku kaku.
Setiap melihatmu dadaku berderu..
Inikah yang dinamakan cinta?
Setiap orang ku tanya, ”apakah ini cinta?”
Semua orang hanya menggeleng. Disangkanya aku orang sedeng!
Salahkah jika aku suka?
Dosakah bila aku cinta?
Oohh, ternyata abangku sedang jatuh cinta!
tapi rapihkan dong bang, kamarmu!
Aku melihat banyak poster tertempel di dinding, dindingnya kotor, penuh debu dan sarang laba-laba. Warnanya kuning kecoklatan dan sudah mulai rapuh dan mengelotok. Tapi di sisi yang lain, temboknya berlatar putih namun tidak bersih. Banyak coretan grafitty disana, tulisan-tulisan yang mengkritik, harapan akan kebebasan HAM, perjuangan untuk membebaskan diri dari kekejaman dunia, dan masih banyak lagi. Tulisan-tulisan itu disertai dengan gambar-gambar yang sulit ku baca dan ku maknai, yah, namanya juga grafitty! Sekilas kulihat ruangan itu seperti tempat syuting film underground, berantakan namun ada ’sesuatu’ disana..
Aku juga melihat ada beberapa gitar tergeletak di sudut ruangan, senarnya hilang satu, hingga bunyinya pun tak seindah apabila senar itu lengkap 6.
Di sebelah kanan ada lemari tempat menaruh pajangan. Dari pajangan itu aku tahu, pemilik ruangan ini pasti seorang yang berjiwa seni dan kreatif. Disana ada beberapa piala, piagam perhargaan, dan medali. Tempat tidur yang biasanya rapi dan wangi, sekarang lusuh dan acak-acakan, baju-baju dan celana-celana hampir memenuhi tempat tidur itu.
Tiba-tiba mataku menatap sebuah tulisan asal-asalan di dinding, tulisan dengan spidol biru itu berkata seperti ini :
Oohh, air mata cinta.. yang membanjiri segalanya,
hingga tak ada sesuatu apapun yang bisa dilihat mata,
yang tak tenggelam,
tak ada sudut, yang bisa diambil dunia.
Yang cintanya ada di mataku,
Tak dapat membuatnya menjadi sebuah simbol cinta.
Bahkan bentuk indah tangannya,
Saat ku memandanginya..
Melarutkan ku ke dalam air,
Dan akupun hanyut.....
Ke dalam banjir cinta.
Lalu aku membaca lagi tulisan yang lain.
Lidahku kelu,
Bibirku kaku.
Setiap melihatmu dadaku berderu..
Inikah yang dinamakan cinta?
Setiap orang ku tanya, ”apakah ini cinta?”
Semua orang hanya menggeleng. Disangkanya aku orang sedeng!
Salahkah jika aku suka?
Dosakah bila aku cinta?
Oohh, ternyata abangku sedang jatuh cinta!
tapi rapihkan dong bang, kamarmu!
ponakan-pun ikutan dodol !
cerita di 1 januari 2009.
malem taun baru pada kemana??
heiii met tahun baru 2009 yahh!
semoga bisa jadi 'sesuatu' yang lebih cemerlang dan gemilang bagai bintang!
amin.
tanggal 31 kemaren, harusnya siangnya gue fitnes bareng temen2 SMA, tapi ternyata gue baru dapet kabar dari fani kalo mereka pada cancel jadwal gar2 pada acbut. alhasil gue nonton tv aja siang itu.
sorenya, gue sekeluarga mulai jalan2 (tentunya setelah hujan lebat itu berenti). berawal dari perjalanan menuju BSD (cari makanan ringan), trus lanjut ke senayan baru deh ke radio dalam. radio dalam alias radal itu rumah nene gue dari bokap, tempat itu yang selalu gue kunjungin tiap ada perayaan2.
tapi gak serunya malem taun baru gue kemaren adalah, waktu gue buka pintu rumah nene gue, ternyata doi lagi terbaring sakit di ruang tamu. dan ketika gue tanya kake kemana, katanya 'atung kan di rawat di RS!'. ugh, malem taun baru gue kelabu.. huks*
sampe rumah nene sekitar jam 8 malem. gue sedikit cape sih karena sebelumnya kan sempet muter2 dulu tuh, dan gue cuma duduuuuk aja di mobil, pegel.
kebetulan disana ada sepupu dan 2 keponakan gue yang masih kecil2, namanya naya sama nesha. pas gue dateng, 2 bocah gemblung itu langsung meluk dan nyium tangan gue.
2 bocah gemblung : tanteeeee!
gue : heii. apakabar? naya sama eca gak kemana2?! nih ada oleh2, dimakan yah!
2 GB : makasih. aku lagi nunggu papi
gue : papinya emang kemana?
2 GB : lagi dijalan. sebentar lagi juga nyampe. tante! abis ini aku mau jalan2 dong, beli terompet!
gue : iihh! jangan beli terompet. kan tempat niupnya abis dicoba2 sama abangnya, trus bekas orang2, iiihh nanti sakit loh! *haha. maap yah bang! daripada ponakan gue kena penyakit 'baumulutusbekaspetedanjengkolus!'*
2 GB : aahh pokonya aku mau beli! mamiii! beli yah mi!
sepupu gue (yang jadi maminya 2 GB) : iaa nanti beli. tapi mendingan beli petasan aja, biar kamu meledak!
gue : setdehh! hahahaha. parah lo teh! anak sendiri mau diledakin.
gak lama percakapan itu, mami 2 GB bawain kita minuman anget, sambil ngajak anak2nya itu belajar baca.
mami 2 GB : naya, nesha, sekarang belajar baca yah!
2 GB : -nunggu nyokapnya bereaksi lagi-
mami 2 GB : L-I
2 GB : Liiiiii
mami 2 GB : B-U-R
2 GB : buuuuurr
mami 2 GB : jadi ?
2 GB : BUBUR !!
gue-bokap-nyokap-dyan : wkwkwkwkwkwkwkwkkk !!
mami 2 GB : aduuh, yang bener doong!sekali lagi yah. B-I
2 GB : biiiii
mami 2 GB : S-A
2 GB : saaaaaa!!
mami 2 GB : jadi ?
2 GB : ABIIIIIISSSS !!!
gue-bokap-nyokap-dyan : wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkk !! parah2!! hahhha.
si mami ketawa2 sambil nahan emosi. haha. mukanya antara mo nabok anaknya tapi jaim gara2 ada keluarga gue! hahaha. eehh 2 bocah gemblung itu malah ikutan ketawa ngakak. haha. asli dodol banget tuhh bocah.
jam 9 kita cabut. bokap ngajak cari makan, dan MAYESTIK adalah tempat kuliner kedua pilihan keluarga gue setelah barito. jam 12 kurang 15 menit, kita sampe lagi di rumah. dan tepat jam 12 gue melakukan ritual tahunan gue pribadi, yaitu : berdoa dan merenung.
kalo kamu, tadi malem ngapain aja?
selamat tahun baru 2009 yaaahh !!
malem taun baru pada kemana??
heiii met tahun baru 2009 yahh!
semoga bisa jadi 'sesuatu' yang lebih cemerlang dan gemilang bagai bintang!
amin.
tanggal 31 kemaren, harusnya siangnya gue fitnes bareng temen2 SMA, tapi ternyata gue baru dapet kabar dari fani kalo mereka pada cancel jadwal gar2 pada acbut. alhasil gue nonton tv aja siang itu.
sorenya, gue sekeluarga mulai jalan2 (tentunya setelah hujan lebat itu berenti). berawal dari perjalanan menuju BSD (cari makanan ringan), trus lanjut ke senayan baru deh ke radio dalam. radio dalam alias radal itu rumah nene gue dari bokap, tempat itu yang selalu gue kunjungin tiap ada perayaan2.
tapi gak serunya malem taun baru gue kemaren adalah, waktu gue buka pintu rumah nene gue, ternyata doi lagi terbaring sakit di ruang tamu. dan ketika gue tanya kake kemana, katanya 'atung kan di rawat di RS!'. ugh, malem taun baru gue kelabu.. huks*
sampe rumah nene sekitar jam 8 malem. gue sedikit cape sih karena sebelumnya kan sempet muter2 dulu tuh, dan gue cuma duduuuuk aja di mobil, pegel.
kebetulan disana ada sepupu dan 2 keponakan gue yang masih kecil2, namanya naya sama nesha. pas gue dateng, 2 bocah gemblung itu langsung meluk dan nyium tangan gue.
2 bocah gemblung : tanteeeee!
gue : heii. apakabar? naya sama eca gak kemana2?! nih ada oleh2, dimakan yah!
2 GB : makasih. aku lagi nunggu papi
gue : papinya emang kemana?
2 GB : lagi dijalan. sebentar lagi juga nyampe. tante! abis ini aku mau jalan2 dong, beli terompet!
gue : iihh! jangan beli terompet. kan tempat niupnya abis dicoba2 sama abangnya, trus bekas orang2, iiihh nanti sakit loh! *haha. maap yah bang! daripada ponakan gue kena penyakit 'baumulutusbekaspetedanjen
2 GB : aahh pokonya aku mau beli! mamiii! beli yah mi!
sepupu gue (yang jadi maminya 2 GB) : iaa nanti beli. tapi mendingan beli petasan aja, biar kamu meledak!
gue : setdehh! hahahaha. parah lo teh! anak sendiri mau diledakin.
gak lama percakapan itu, mami 2 GB bawain kita minuman anget, sambil ngajak anak2nya itu belajar baca.
mami 2 GB : naya, nesha, sekarang belajar baca yah!
2 GB : -nunggu nyokapnya bereaksi lagi-
mami 2 GB : L-I
2 GB : Liiiiii
mami 2 GB : B-U-R
2 GB : buuuuurr
mami 2 GB : jadi ?
2 GB : BUBUR !!
gue-bokap-nyokap-dyan : wkwkwkwkwkwkwkwkkk !!
mami 2 GB : aduuh, yang bener doong!sekali lagi yah. B-I
2 GB : biiiii
mami 2 GB : S-A
2 GB : saaaaaa!!
mami 2 GB : jadi ?
2 GB : ABIIIIIISSSS !!!
gue-bokap-nyokap-dyan : wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkk !! parah2!! hahhha.
si mami ketawa2 sambil nahan emosi. haha. mukanya antara mo nabok anaknya tapi jaim gara2 ada keluarga gue! hahaha. eehh 2 bocah gemblung itu malah ikutan ketawa ngakak. haha. asli dodol banget tuhh bocah.
jam 9 kita cabut. bokap ngajak cari makan, dan MAYESTIK adalah tempat kuliner kedua pilihan keluarga gue setelah barito. jam 12 kurang 15 menit, kita sampe lagi di rumah. dan tepat jam 12 gue melakukan ritual tahunan gue pribadi, yaitu : berdoa dan merenung.
kalo kamu, tadi malem ngapain aja?
selamat tahun baru 2009 yaaahh !!
Langganan:
Postingan (Atom)