sekitar jam 7 malam, saya dan adik saya -dian- membuat perjanjian.
siapa yang paling cepat menyelesaikan buku bacaan yang tebalnya 150 halaman dalam waktu semalam akan diberi hadiah oleh yang menang.
adik saya meminta hadiah pulsa telpon, kalau ia menang, seharga 10 ribu rupiah.
dan saya, hanya meminta sebungkus richees, seharga seribu rupiah.
hal ini saya lakukan karena saya terlalu gemas dengan tugas sekolah adik saya yang menurut saya terlalu rumit untuknya. gurunya memberi tugas meresensi novel dalam waktu beberapa hari. kalau novelnya teenlit sih tidak apa2, tapi ini? novel tahun 20-an! mencari novelnya saja sudah memakan waktu, belum lagi bentuk kalimat yang disajikan, sangat-amat-tidak menarik! tentu saja hal itu akan sangat membuat adik saya tidak bersemangat mengerjakan tugas. terlebih ia tidak suka membaca.
makanya, saya berniat mengadakan 'taruhan' sederhana, agar ia bersemangat.
baru beberapa menit kami berkonsentrasi. tiba2 dian mendapat sms.
saya : dari siapa yan?
dian : adaa deh! *kalau sudah pegang hp, lupa segalanya*
saya : jadi taruhan gak nih? sms mulu!
dian : jadi dong ka! tunggu bentar! doni sms.
*doni adalah seseorang yang ia sebut pacar, tapi saya hanya menganggapnya sebagai teman bagi adik saya. karena mereka belum pantas berpacaran-menurut saya-*
saya masih setia dengan buku 'bila fenomena jurnalisme direfleksikan' yang bru saja saya beli. tapi dian?
saya : yaaan! kalo masih sms, sini hpnya! *saya merasa doni mulai mengganggu waktu adik saya*
dian : bentar2 ka! *sambil terus berkonsentrasi pada hpnya*
baru saja ia ingin menaruh hpnya, tiba2 hp nya berdering.
dian : yah ka! dia nelpon !
saya : sini hp nya! kaka mau ngomong!
dian : mau ngapain? gak ah kaa! malu!
saya : udah mana sini?! kaka mau kenalan! lagian kamu, bukannya belajar!
tapi saya gagal meraih hpnya, adik saya keburu kabur ke kamar kaka saya. dia bersembunyi disana. sambil menelpon dengan suara yang sengaja dipelankan.
saya berniat mengusiknya, agar ia berhenti menelpon dan meneruskan belajar, sebab kalau tidak dipaksa ia tidak akan mulai belajar lagi. apalagi kalau sudah pegang hp.
tapi ia malah berlari keluar, duduk di teras rumah, sambil bermain di kolam ikan ia teruskan lagi percakapan dengan 'pacarnya'.
karena kamar kami terlalu berantakan dengan buku2 yang hanya ia sebar namun sama sekali tidak disentuhnya, saya lalu berteriak :
'diaaaaaaann!! belajaaaaaarrr!'
adik saya tidak menyahut sama sekali, ia justru tertawa terbahak-bahak karena percakapannya ditelpon.
saya lalu menyalakan komputer karena ingin mencari data yang akan saya kirim kepada seorang kawan. saya tidak sadar sudah berapa lama saya duduk di tempat ini, namun ketika saya melihat jam tangan hitam di tangan kiri saya, tertulis : 23.00.
saya berjalan ke kamar karena ingin memastikan adik saya masih membaca atau tidak.
ternyata ia sudah tidur, lalu saya berbisik kepadanya,
saya : yaann, tadi dilanjutin gak bacanya? kan besok deadline!
dian : ngantuuuuk! kaka aja yah yang terusin!
saya : PALA LU !
sia2 taruhan kami.
siapa yang paling cepat menyelesaikan buku bacaan yang tebalnya 150 halaman dalam waktu semalam akan diberi hadiah oleh yang menang.
adik saya meminta hadiah pulsa telpon, kalau ia menang, seharga 10 ribu rupiah.
dan saya, hanya meminta sebungkus richees, seharga seribu rupiah.
hal ini saya lakukan karena saya terlalu gemas dengan tugas sekolah adik saya yang menurut saya terlalu rumit untuknya. gurunya memberi tugas meresensi novel dalam waktu beberapa hari. kalau novelnya teenlit sih tidak apa2, tapi ini? novel tahun 20-an! mencari novelnya saja sudah memakan waktu, belum lagi bentuk kalimat yang disajikan, sangat-amat-tidak menarik! tentu saja hal itu akan sangat membuat adik saya tidak bersemangat mengerjakan tugas. terlebih ia tidak suka membaca.
makanya, saya berniat mengadakan 'taruhan' sederhana, agar ia bersemangat.
baru beberapa menit kami berkonsentrasi. tiba2 dian mendapat sms.
saya : dari siapa yan?
dian : adaa deh! *kalau sudah pegang hp, lupa segalanya*
saya : jadi taruhan gak nih? sms mulu!
dian : jadi dong ka! tunggu bentar! doni sms.
*doni adalah seseorang yang ia sebut pacar, tapi saya hanya menganggapnya sebagai teman bagi adik saya. karena mereka belum pantas berpacaran-menurut saya-*
saya masih setia dengan buku 'bila fenomena jurnalisme direfleksikan' yang bru saja saya beli. tapi dian?
saya : yaaan! kalo masih sms, sini hpnya! *saya merasa doni mulai mengganggu waktu adik saya*
dian : bentar2 ka! *sambil terus berkonsentrasi pada hpnya*
baru saja ia ingin menaruh hpnya, tiba2 hp nya berdering.
dian : yah ka! dia nelpon !
saya : sini hp nya! kaka mau ngomong!
dian : mau ngapain? gak ah kaa! malu!
saya : udah mana sini?! kaka mau kenalan! lagian kamu, bukannya belajar!
tapi saya gagal meraih hpnya, adik saya keburu kabur ke kamar kaka saya. dia bersembunyi disana. sambil menelpon dengan suara yang sengaja dipelankan.
saya berniat mengusiknya, agar ia berhenti menelpon dan meneruskan belajar, sebab kalau tidak dipaksa ia tidak akan mulai belajar lagi. apalagi kalau sudah pegang hp.
tapi ia malah berlari keluar, duduk di teras rumah, sambil bermain di kolam ikan ia teruskan lagi percakapan dengan 'pacarnya'.
karena kamar kami terlalu berantakan dengan buku2 yang hanya ia sebar namun sama sekali tidak disentuhnya, saya lalu berteriak :
'diaaaaaaann!! belajaaaaaarrr!'
adik saya tidak menyahut sama sekali, ia justru tertawa terbahak-bahak karena percakapannya ditelpon.
saya lalu menyalakan komputer karena ingin mencari data yang akan saya kirim kepada seorang kawan. saya tidak sadar sudah berapa lama saya duduk di tempat ini, namun ketika saya melihat jam tangan hitam di tangan kiri saya, tertulis : 23.00.
saya berjalan ke kamar karena ingin memastikan adik saya masih membaca atau tidak.
ternyata ia sudah tidur, lalu saya berbisik kepadanya,
saya : yaann, tadi dilanjutin gak bacanya? kan besok deadline!
dian : ngantuuuuk! kaka aja yah yang terusin!
saya : PALA LU !
sia2 taruhan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar